Representasi Perempuan Dalam Iklan (Tinjauan Etika Periklanan Iklan StarMaker di Televisi)
DOI:
https://doi.org/10.31294/jpr.v1i2.260Keywords:
Advertisement, Woman Representation, Advertising EthicsAbstract
Perempuan sering dijadikan sebagai obyek utama ataupun hanya pemanis dalam sebuah iklan, karena memiliki daya tarik tersendiri. Namun sayangnya banyak pengiklan yang menempatkan perempuan dalam posisi lemah dengan hanya menonjolkan Kecantikan, sensualitas, dan tubuh ideal yang didefinisikan, dibentuk, diciptakan oleh hegemoni maskulin tidak melalui kekerasan fisik namun melalui reproduksi kreatif dalam hal ini iklan televisi. Tak hanya itu, menggunakan karakter perempuan sebagai sebuah humor atau bertujuan menghibur dapat memberikan representasi negatif bagi pemirsa dalam memandang imej perempuan. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan model utama pada iklan StarMaker yang diluncurkan awal tahun 2021 lalu. Mereka menggunakan model pria yang memakai aksesoris wanita seperti make up, wig, hingga rok mini. Hal ini tentunya bertentangan dengan Etika Pariwara Indonesia (EPI) atau Etika Periklanan. Melalui metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi non partisipan, Penulis akan membahas secara lebih detail makna dari setiap pesan yang disampaikan pada iklan tersebut dengan menggunakan analisa semiotika dari Roland Barthes dan John Fiske.