Implementasi Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar Diagnosa Sindrom Tourette

Authors

  • Herlan Sutisna Universitas Bina Sarana Informatika
  • Fitri Amelia

DOI:

https://doi.org/10.31294/reputasi.v3i2.1575

Abstract

Pentingnya perkembangan seorang anak membuat orang tua harus semakin cerdas dan teliti dengan segala perubahan-perubahan yang terjadi pada anak,  baik perubahan secara fisik maupun mental. Sering kali para orang tua tidak menyadari perubahan-perubahan yang terjadi pada anak terutama perubahan mental, karena perubahan tersebut mungkin dianggap biasa dan bukanlah hal yang krusial, namun perubahan tersebut justru dapat menyebabkan seorang anak mengidap sebuah sindrom, jika hal tersebut tanpa penanganan dan pola asuh yang tepat seperti Sindrom Tourette yang memiliki gejala berupa tik motor seperti mengedipkan mata, mendengus, menyentakan kepala, dll, dan juga tik vokal seperti berdehem, membuat suara binatang, mengulang-ulang perkataan orang lain atau yang lebih parah penderita mengucapkan perkataan yang kotor, sara, dan vulgar secara frontal dan tidak disadari maka bisa menyebabkan complex motor tics dan menyebabkan terganggunya aktivitas dan membahayakan diri. Gejala sindrom ini biasa muncul pada anak usia 7 sampai 10 tahun dimana 70% penderita sindrom tourette akan mengalami penurunan gejala dan dapat muncul kembali saat penderita memasuki usia remaja dan menjadi semakin parah akibat adanya stressor psikologi. Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem pakar yang dapat mendiagnosa Sindrom Tourette. Metode inferensi yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah forward chaining. Berdasarkan program yang penulis buat diperoleh kesimpulan bahwa sistem pakar diagnosa sindrom Tourette ini dapat mengidentifikasi gejala dari Sindrom Tourette lebih dini.

References

NM, Debes, Preel M dan Skov L. 2017. Functional Neuroimaging in Tourette Syndrome: recent perspectives. 6:1

Noor Mutsaqof Ahmad Aniq, Wiharto dan Suryani Esti. 2015. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Infeksi Menggunakan Forward. JURNAL ITSMART. 4(1)

Novotny, Michal, martin Valis dan Blanka Klimova. 2018. Tourette Syndrome: Mini-Review. Frontiers in Neurology. 9:139

Prima, Ellen. 2016. Peran Penerimaan Sosial terhadap Psikopatologi perkembangan Sindrom Tourette Pada Anak. 1(2): 130-137

Ramadhan, P. S., & Pane, U. F. S. S. (2018). Analisis Perbandingan Metode (Certainty Factor, Dempster Shafer dan Teorema Bayes) untuk Mendiagnosa Penyakit Inflamasi Dermatitis Imun pada Anak. Jurnal SAINTIKOM (Jurnal Sains Manajemen Informatika dan Komputer), 17(2), 151-157.

Verina Wiwi. 2015. Penerapan Metode Forward Chaining untuk mendeteksi Penyakit THT. 1(2): 125-127

Downloads

Published

2022-11-24

How to Cite

Herlan Sutisna, & Amelia, F. . (2022). Implementasi Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar Diagnosa Sindrom Tourette. Reputasi: Jurnal Rekayasa Perangkat Lunak, 3(2), 25-30. https://doi.org/10.31294/reputasi.v3i2.1575