Efektivitas Iklan Cetak Mobil Listrik Tesla Model S

Abstract

Mobil listrik merupakan mobil yang digerakkan dengan motor listrik, memakai tenaga listrik yang ditaruh dalam baterai ataupun tempat penyimpan tenaga yang lain. Mobil listrik sangat terkenal pada akhir abad ke- 19 dan awal abad ke- 20, tetapi setelah itu popularitasnya meredup sebab teknologi mesin pembakaran dalam yang semakin maju serta harga kendaraan berbahan bakar bensin yang terus menjadi murah. Krisis tenaga pada tahun 1970-an serta 1980-an sempat membangkitkan sedikit atensi pada mobil- mobil listrik, tetapi baru pada tahun 2000-an para produsen kendaraan baru menyimpan atensi yang sungguh-sungguh pada kendaran listrik. Saat ini mobil listrik telah menemukan atensi dari pemerintah. Pada tahun 1832, mobil listrik dikembangkan pertama kali oleh pria Inggris bernama Robert Anderson. Kemudian pada tahun 2017 mobil listrik kembali menyita atensi pecinta otomotif sebagian unit Tesla muncul lewat Importir Universal (IU). Perihal ini diakibatkan sebab harga minyak yang melambung besar pada tahun 2000-an dan banyak warga dunia yang telah sadar hendak buruknya akibat emisi gas rumah kaca. Dorongan tersebut tertuang dalam PP Nomor 73 tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Terkategori Mewah Berupa Kendaraan Bermotor (PpnBM). Penemuan inilah yang dicatat sebagai mobil bertenaga listrik pertama. Di Indonesia pada tahun 2010 Toyota sempat memamerkan kendaraan bernama FT- EV II yang murni berpenggerak baterai serta motor listrik. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mencoba mengetahui efektivitas iklan cetak Tesla Model S menggunakan analisis EPIC (Emphaty, Persuasive, Impact and Communication). Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner online yang disebarkan kepada 30 orang responden dilingkungan rumah. Hasil riset EPIC Model menunjukkan bahwa iklan cetak Tesla Model S adalah 4,16 dan dinilai efektif dalam menyampaikan pesan iklannya bagi brand Tesla.